[:: fafirru...ilallah ! ::]

waktu adalah kehidupan. dan sungguh detik-detiknya akan membuktikan kualitas kehidupan yang kita bangun. maka bersegeralah kepada allah. karena dia-lah sumber energi yang tak terbatas...

My Photo
Name:
Location: Bontang, East Borneo, Indonesia

from zero to hero.

Friday, November 12, 2004

Di ambang perpisahan

Allahu Akbar. Detik-detik ini tiba. Sang tamu tampak mulai berkemas. Kunjungan terhormatnya tahun ini akan segera berakhir, sesaat lagi... Saya berharap ia merasa puas dengan pelayananku tahun ini. Semoga waktu yang tersisa sekarang menjadi penentu yang baik bagiku. Ah..saya ingin ia tinggal lebih lama lagi..

Memburu cinta, mengais makna.
Sungguh kenikmatan taat jauh lebih nikmat dibanding ‘kenikmatan’ maksiat. Tidak sulit memahami itu.
Bulan ini medan latih ketaatan. Maka inilah saat panen kenikmatan.
Sedikit perenungan cukup bagi insan yang jujur untuk menyepakati hal tersebut.
Sayang, manusia terlalu mudah lupa dan tertipu.

Suatu hari, seorang petani menemukan sebutir telur emas di kandang angsa miliknya. Gembira bercampur heran, sang petani menyimpan telur emas tersebut. Esok harinya, ternyata ia menemukan sebutir telur emas kembali, di kandang yang sama seperti hari sebelumnya. Setelah ditelusuri, ia pun menemukan angsa istimewa tersebut. Demikian seterusnya setiap hari ia mendapatkan sebutir telur emas di kandang angsa miliknya hingga ia menjadi kaya karenanya. Semakin kaya, semakin besar rasa inginnya, dan muncullah rasa tamaknya. Sang petani merasa tidak puas dengan sebutir telur emas seharinya. Ia ingin lebih. Akhirnya, suatu hari dipotonglah angsa tersebut dengan berharap menemukan lebih banyak telur emas di perutnya. Angsa dibedah, namun tak ada sebutir emas pun di dalamnya. Sang petani pun menyesal, karena hari-hari berikutnya tak ditemukan lagi telur emas di kandangnya.

Fabel yang menarik, diambil Stephen Covey sebagai ilustrasi untuk menjelaskan prinsip Produksi dan Kapasitas Produksi (P/KP). Telur emas adalah Produksi, sedangkan angsa penghasilnya adalah Kapasitas Produksi. Terkadang seseorang terlalu tergesa ingin meningkatkan produksinya, namun pada saat yang sama ia merusak kapasitas produksinya. Hikmah lain, bahwa untuk memperoleh produksi yang semakin meningkat dan kontinu, tentu harus dimulai dengan meningkatkan kapasitas produksi.

Sebaiknya kita tidak lupa, Ramadhan tidak hanya memberi kesempatan untuk beramal sebanyak-banyaknya, tetapi juga memberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas beramal kita. Jika amal adalah P, maka kapasitas beramal adalah KP.

Nyatanya, banyak orang yang melupakan term kapasitas beramal ini. Orang yang pada saat bulan Ramadhan beramal begitu banyak, namun ketika keluar dari Ramadhan ia kembali kepada kebiasaannya yang dahulu, dengan amalan-amalan yang sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata interaksinya dengan bulan Ramadhan tidak berhasil meningkatkan kapasitas beramal orang tersebut.

Kapasitas beramal. Bukanlah sekedar beramal sebanyak-banyaknya pada suatu masa, dan berhenti pada masa yang lain. Rasulullah saw menegaskan, sebaik-baik amal adalah yang kontinyu. Dan kontinuitas amal tentulah didukung oleh kapasitas amal yang memadai.

Mari, kita tingkatkan kapasitas beramal kita.

----- tanah borneo. penghujung ramadhan 2004

0 Comments:

Post a Comment

<< Home